a


322

Minggu, 29 April 2012

Download Gratis Software Kamus Bahasa Arab – Indonesia Terlengkap v 2.0

ScreenShot005
Kamus Bahasa Arab V 2.0 adalah kamus bahasa Arab – Indonesia dan Indonesia – Bahasa Arab terlengkap – setidaknya menurut pengalaman dan pengamatan ane :) – yang dibuat oleh Al Akh Asep Hibban..  Dari pengalaman ane, hampir semua kata yang ada di kamus Al Munawwir, ada di Kamus Bahasa Arab versi 2.0 ini kecuali beberapa kata yang memang sangat jarang ditemui.  Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Kamus Bahasa Arab v 2.0 ini adalah:
  • Kosakata cukup lengkap (95.000 kosakata)
  • Tersedia fitur Clipboard Monitoring dan Pop-up windows. Anda hanya perlu melakukan “blocking” kata bahasa arab yang ingin diketahui artinya kemudian klik “copy” atau “Ctrl + C” maka software ini dapat langsung muncul dan memberikan terjemahnya.
Klik pada link berikut untuk mengunduh Kamus bahasa Arab v 2.0:
KamusBahasaArabv2.0.rar
Setelah selesai diinstal, coba jalankan software ini maka akan muncul tampilan “ahlan wa sahlan” berikut ini:
ScreenShot003
PERINGATAN:  Barangkali antum akan mengalami error dimana software dapat terbuka tetapi tulisan arab tidak terbaca (??????????????) seperti gambar berikut:
ScreenShot001
Ini disebabkan karena software kamus bahasa arab ini hanya bisa dijalankan di lingkungan windows yang bisa menampilkan font arab. Lakukan dua langkah berikut ini:
1. Pastikan antum sudah menginstal bahasa arab di windows antum. Baca panduannya di sini
2.   Pastikan “Language For non-unicode programs” adalah bahasa arab (arabic – nama negara terserah).  Untuk mengaturnya silahkan klik  Start – Control Panel  – Date, Time, Language & Regional Options – Regional & Language Options -  Advanced. Silahkan restart komputer antum.
ScreenShot002
Insya Allah sekarang software Kamus Bahasa Arab V 2.0 sudah bisa digunakan dengan baik. Semoga bermanfaat!
sumber:
http://arabic.web.id/kamus-bahasa-arab-indonesia-terlengkap-v-2-0/

whos.amung.us

whos.amung.us

Free real-time stats for your website or blog.

If you have a website or blog, you are probably interested in seeing who visits you. Do you want to find out how many visitors are on your website? Find out where they live in the world. Check when you had the most people online. All this and more is possible, get started below or learn more.

Getting started.

Installing stats on your website is very easy. There is no registration and they are completely free! Simply copy the html code you see below and paste it into every page you want to track.

Want a different style widget? See all different types in our gallery.
1
2
3
4
5
<script id="_wauhdg">var _wau = _wau || []; _wau.push(["classic", "3uaal0ccslg9", "hdg"]);
(function() {var s=document.createElement("script"); s.async=true;
document.getElementsByTagName("head")[0].appendChild(s);
})();</script>

Want even more?

Get more stats and customize everything with a Pro account.
 

Sabtu, 28 April 2012

DAFTAR KELAS/ABSENSI UJI KOMPETENSI AWAL

Berikut Daftar Kelas/Absensi Uji Kompetensi Awal LPTK IAIN Sunan Ampel
 

PERANAN GURU UMUM DALAM PEMBINAAN AKHLAQ

Miftakhuddin, MA
A. Beberapa Pengertian Guru Dan Peranan
Menurut Amran peranan adalah “bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan”.1
Sedangkan menurut Wrightman sebagaimana yang dikutip oleh Ozer Usman
peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan
yang di lakukan dalam suatu situasi tertentu.2
Selanjutnya menurutnya lagi peranan guru adalah terciptanya
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu
situasi tertentu, serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
B. Peranan Guru Dalam Pembinaan Akhlak
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
yang terdapat dalam Bab I Pasal 1 bahwa :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai,
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah3.
1 Amran, Kamus Lengkap-Bahasa Indonesia, Chaniago, 1995, hal 449.
2 Wrightman, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 1995, hal 231
3 Tanpa Nama, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2003 , tentang Guru dan
Dosen, Citra Umbara, Bandung, 2006. hal 2
11
Menurut Keputusan Men. Pan No. 26/Menpan/1989, Pasal 1 ayat 1,
Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung
jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di
sekolah.
Dan menurut Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 Jabatan guru
adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri4.
Istilah lain guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu
berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah
di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri
sendiri5.
Jadi menurutnya guru adalah pendidik yang mempunyai tugas
mengoraganisir pelaksanaan interaksi belajar-mengajar di suatu kelas atau
pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Guru adalah pendidik berarti orang dewasa, melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik karena jabatannya. Guru mendidik anak bertujuan
4Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, Ardadizya Jaya, Jakarta, 2000,
hal 204.
5 Jamaluddin, Noor Popoy, Ilmu Pendidikan, Bagian Proyek Peningkatan Mutu PGAN,
DEPAG, 1978, hal 1.
12
mendewasakan anak6. Dewasa yang dimaksud di sini adalah dewasa secara
rohani dan jasmani (perkembangan dan perutumbuhan).
Kedewasaan jasmani / fisik sangat tergantung pada ukuran tempat
tinggalnya. Pada umumnya masalah seorang dewasa apabila telah akil baligh
atau telah sampai umur, sekitar 17-20 tahun. Batas ini secara pengertian
biologi adalah saat orang telah mencapai kematangan jasmaniah untuk
membangun rumah tangga.
Kedewasaan rohani atau psikis, apabila seseorang itu mampu
melakukan sesuatu pemecahan tentang masalah sosial. Kedewasaan dalam hal
ini banyak ragam seperti berikut ini.
1. Dewasa sosial : dimana seseorang sanggup memahami tugas-tugas
kemasyarakatan yang dibebankan kepadanya, artinya ia telah
mempertimbangkan berat ringan tugas kemasyarakatan.
2. Dewasa moril : dimana seseorang telah sanggup mengadakan pilihan
mengenai apa yang disebut baik dan buruk, dan mampu mengadakan
pertimbangan dan pilihan tentang yang mana lebih baik daripada kedua
tindakan yang sama-sama mengandung kebaikan.
3. Dewasa religius, maksudnya orang tersebut memiliki kemampuan untuk
memilih dan mempertimbangkan dengan tepat ajaran agama yang mana ia
harus yakini.
Dari uraian di atas ada beberapa kriteria dan syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang guru atau pendidik, menurut Undang-Undang Pendidik
6 Ibid, hal 2
13
No. 12 Tahun 1954 / No. 4 tentang dasar-dasar pendidikan syarat utama untuk
menjadi guru selain ijazah dan syarat-syarat mengenai kesehatan jasmani dan
rohani.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru atau
pendidik yaitu :
a. Berijazah sekolah guru
b. Sehat Jasmani dan rohani.
c. Bertaqwa kepada Allah
d. Berbudi luhur dan bertanggung jawab.7
Peranan guru dalam kehidupan sebuah bangsa sangat strategis. Guru
dapat menjadi penyuluh bangsa ketika sedang dicoba oleh krisis zaman. Guru
memang piawai melakukan usaha pembebasan dalam berbagai level, mulai
dari pembebasan belenggu pemikiran jumud sampai pembebasan dari rezim
menindas bangsanya sendiri.
Disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabbiy, mudarris, dan
mu’addib.
a. Ustadz
Kata ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang professor.
Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen
terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya. Seorang
dikatakan profesional,
7 Nashir, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, Kalam Mulia, Jakarta, 1992, hal 112.
14
b. Mu'allim
Kata mu’alim berasal dari kata dasar `ilm yang berarti menangkap
hakikat sesuatu. Dalam setiap 'ilm terkanduag dimensi teoretis dan
dimensi amaliah (al-Asfahani, 1972). Ini mengandung makna bahwa
seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu
pengetahuan yang diajarkannya, serta menjelaskan dimensi teoretis dan
praktisnya, dan berusaha membangkitkan peserta didik untuk mengamalkannya.
Allah mengutusnya rasul-Nya antara lain agar beliau
mengajarkan (ta'lim) kandung al-kitab dan al-hikmah, yakni kebijakan dan
kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat dan menampik
madharat (Shihab, 2000). Ini mengandung makna bahwa seorang guru
dituntut untuk mampu mengajarkan kandungan ilmu pengetahuan dan alhikmah
atau kebajikan dan kemahiran melaksanakan ilmu pengetahuan itu
dalam kehidupannya yang bisa mendatangkan manfaat dan berusaha
semaksimal mungkin untuk menjauhi madharat.
c. Murabbiy
Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai
Rabb al-'alamin dan Rabb al-nas, yakni yang menciptakan, mengajar dan
memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-
Nya diberi tugas untuk menumbuhkembangkan kreativitasnya agar
mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dilihat dari
pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan dan menyiapkan
peserta didik agar mampu berkreasi. sekaligus mengatur dan memelihara
15
hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya,
masyarakat dan alam sekitarnya. Di dalam khazanah pemikiran Islam
terdapat konsep Tauhid Rubuhiyah, yang bertolak dari pandangan dasar
bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam
seisinya. Alam ini diserahkan oleh Allah kepada manusia (sebagai
khalifah) untuk diolah, sehingga manusia dituntut untuk mampu menggali
dan menemukan ayat-ayat-Nya (tanda-tanda keagungan dan kebesaran-
Nya) di alam semesta ini yang serba seimbang, teratur dan terpelihara
dengan baik. Jika konsep tauhid ini dijadikan landasan dalam aktivitas
pendidikan Islam.
d. Mursyid
Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah
(Tasawuf). Imam Syafi’i pernah meminta nasehat kepada kepada gurunya
(Imam Waki’) sebagai berikut : “Syakatu ila Wak’in su’a hifzi,
waarsyadaniy ila tarki al-ma’ashi faakhbarani bianna al-ilma nurun, wa
nurullahi la yudha li al-ashi”.
e. Mudarris
Kata mudarris berasal dari akar kata darasa-yadrusu-darsan wa
durusan wa dirasatan; yang berarti: terhapus, hilang bekasnya,
menghapus, menjadikan usang, melatih. mempelajari (Al-Munjid. 1986).
Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha
16
mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau
memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka
sesuai dengan bakat. minat dan kemampuannya. Pengetahuan dan
keterampilan seseorang akan cepat usang selaras dengan percepatan
kemajuan iptek dan perkembangan zaman. Sehingga guru dituntut untuk
memiliki kepekaan intelektual dan infomasi, serta memperbaharui
pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan, agar tetap up to date dan
tidak cepat usang.
f. Mu’addib
Sedangkan mu’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral,
etika dan adab (AI-Munjid, 1980) atau kemajuan (kecerdasan.
kehudayaan) lahir dan batin. Kata peradaban (Indonesi) juga berasal dari
kata dasar adab, sehingga guru adalah orang yang beradab sekaligus
memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization)
yang berkuaiitas di masa deparn.
Dari hasil telaah terhadap istilah-istilah guru dalam literatur
kependidikan Islam ditemukan bahwa guru adalah orang yang memiliki
fungsi dan karakteristik serta tugas-tugas yang beragam.
Dilihat dari keenam karakteristik tersebut, maka karakteristik
pertama mendasari karakteristik-karakteristik lainnya Dalam konteks
pendidikan nasional, tugas pokok guru yang profesional adalah mendidik,
mengajar dan melatih. yang ketiga-tiganya diwujudkan dalam kesatuan
17
kegiatan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan Islam, karakteristik
ustadz selalu tercermin dalam segala aktivitasnya sebagai murabbiy.
mu'allim, mursyid. mudarris dan mu 'addib.
Keenam tuntutan dan harapan masyarakat dari guru banyak
persamaannya, maka ciri-ciri kepribadian guru juga banyak menunjukkan
persamaan. Menurut Waini Rasyidin (1990) pada umumnya terdapat ciriciri
yang berikut pada guru :
1. Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel. Ia cenderung
mempunyai pendirian yang tegas dan mempertahankannya. Ia kurang
terbuka bagi pendirian lain yang berbeda. Karena sifat ini ia sulit
melihat kebenaran pendapat orang lain atau cara orang lain
memecahkan suatu masalah. Guru tidak suka diberi pertanyaan oleh
murid, apalagi menerima jawaban yang berbeda dengan guru.
2. Guru pandai menahan diri. Ia hati-hati dan tidak segera menceburkan
diri dalam pergaulan dengan orang lain. Karena itu ia tidak dapat
memberikan partisipasi penuh dalam kegiatan sosial.
3. Guru cenderung untuk menjauhkan karena hambatan batin untuk
bergaul secara intim dengan orang lain. Orang lain juga sukar untuk
mengadakan hubungan akrab dengan guru
4. Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya
pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya. Baginya
guru orang terhormat dan karena itu harus berkelakuan sesuai dengan
kedudukan itu.
18
5. Guru cenderung untuk bersikap otoriter dan ingin "menggurui" dalam
diskusi. Sebagai orang yang serba tahu dalam kelas ia akan
memperlihatkan sikap yang sama di luar kelas.
6. Guru cenderung bersifat konservatif baik dalam pendiriannya maupun
dalam hal-hal lahiriah seperti mengenai pakaian. Sebagai guru ia
bertugas untuk menyampaikan kebudayaan nenek moyang kepada
generasi muda dan dengan demikian turut mempertahankan dan
mengawetkan kebudayaan
7. Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk
menjadi guru. Seorang memasuki lembaga pendidikan guru, sering
karena pilihan lain tertutup.
8. Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk
mencapai kemajuan.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga
jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih
dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling
mudah terkena pencemaran.
19
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada
siswa.
Tugas dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga
ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya
dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru
dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah
ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para
siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
Pelajaran tidak dapat diserap sehingga setiap lapisan masyarakat dapat
mengerti bila menghadapi guru.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas didalam masyarakat, bahkan
guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran
yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan
keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin
20
digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu,
terlebih-lebih pada era kontemporer ini.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu
bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih lagi keberlangsungan hidup
bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan tekhnologi yang
kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung
memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar
dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan pungsinya, semakin terjamin
tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia
pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan
tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika
kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru ditengah-tengah
masyarakat.
1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
a. Guru sebagai demosntrator
b. Guru sebagai pengelola kelas
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator
d. Guru sebagai evaluator
2. Peran guru dalam pengadministrasian
a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan
pendidikan.
b. Wakil masyarakat
21
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran
d. Penegak disiplin
e. Pelaksana administrasi pendidikan
f. Pemimpin generasi muda
g. Penerjemah kepada masyarakat
3. Peran guru secara pribadi
a. Petugas sosial
b. Pelajar dan ilmuan
c. Orang tua
d. Pencari teladan
e. Pencari keamanan
4. Peran guru secara psikologis
a. Ahli psikologi pendidikan
b. Seniman dalam hubungan antar manusia
c. Pembentuk kelompok
d. Catalitic agent
e. Petugas kesehatan mental
Menurut Amran Pembinaan adalah Proses atau sistem cara membina, jadi
pembinaan akhlak adalah menuntun anak didik agar berakhlak yang baik
dalam segala tindakan dalam mencapai tujuan.
Proses interaksi dalam usaha pembinaan akhlak pada anak sebagai inti
dari kegiatan pembinaan akhlak. Proses interaksi merupakan suatu upaya
22
untuk mencapai tujuan. Tujuan pembinaan akhlak tidak akan tercapai bila
proses interaksi belajar mengajar tidak terlaksana dengan baik.
Guru da siswa adalah dua unsur yang terlibat langsung dalam proses itu,
oleh sebab itu disinilah peranan guru diperlukan dalam menciptakan interaksi
belajar mengajar yang kondusif.
Sebelum penulis mengemukakan tujuan dan pentingnya pembinaan
akhlak, penulis akan memaparkan tentang tujuan pendidikan nasional.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengajaran
adalah untuk memberikan bimbingan dan pertolongan secara sadar kepada
anak didik agar dapat memiliki pengetahuan dan kecakapan, keterampilan
yang benar-benar dikuasai dan dapat dipergunakan baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Mengenai tujuan pembinaan akhlak menurut M. Juhri dalam bukunya
Aqidah Akhlak, dinyatakan bahwa tujuan pembinaan akhlak secara khusus
meliputi :
1. Melahirkan perbuatan yang mulia dan sempurna dalam :
a. Hubungan dan ibadah kepada Allah
b. Hubungan dengan sesama manusia
23
c. Hubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk Allah
yang lain
2. Terhindar dari perbuatan hina dan tercela dalam hubungan kepada Allah,
Rasul, sesama manusia, binatang, tumbuhan dan makhluk Allah yang
lain.
3. Melahirkan perbuatan yang serasi antara kata-kata dan tindakan, antara
teori dan praktek.
4. Melahirkan perbuatan yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi
kebutuhan duniawi dan ukhrawi, lahir maupun batin dan jasmani maupun
rohani.
5. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak dan kewajiban dan tetap
terjaga martabatnya secara terhormat di dunia dan akhirat.
Jadi tujuan pentingnya pembinaan akhlak adalah untuk membentuk
pribadi muslim yang berbudi pekerti mulia, bertingkah laku sopan,
berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai ajaran Islam.
Pada dasarnya, kalau dilihat dari tujuan dan pentingnya pembinaan
akhlak secara garis besar dapat dikatakan bahwa peranan guru umum sangat
besar untuk memberikan ilmu pengetahuan, membina dan mengembangkan
anak didik agar berudi pekerti yang baik dalam segala segi kehidupan.
Dengan demikian akan membentuk tingkah laku dan moral siswa yang
memiliki budi pekerti untuk dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga bangsa Indonesia pada nantinya akan memiliki generasi muda yang
24
mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa untuk menjawab segala
tantangan di masa yang akan datang.
1. Pengertian Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkataan akhlak (bahasa
Arab) adalah bentuk dari kata Khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjib
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.5 Di dalam
Da’iratul Ma’arif dikatakan :
الأخلاق هي صفات الإنسان الأدبية
Dari pengertian di atas dapatlah diketahui bahwa akhlak ialah sifatsifat
yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya yang
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela
sesuai dengan pembinaannya.6
Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
kehendak.7 Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu
maka kebiasaan itu disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu
biasanya memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan.
Di dalam Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah
budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan
5 Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid,al-Maktabah al-Katulikiyah, Beirut, t.t., hal. 194.
6 Abd. Hamid Yunus, Da’irah al-Ma’arif, II Asy Sya’b, Cairo, t.t, hal. 436.
7 Drs. Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, CV. Rajawali. Jakarta. 1992. hal. 1.
25
baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
Khaliknya dan terhadap sesama manusia.8
Sedang Al-Ghazali dalam bukunya Ihya-u ‘Ulumiddin. 9
فا لخلق عبا ر ة عن هيئة فى النفس راسخة عن تصذر الافعال بسهو لة
ويسر من غيرحاجة الي فكر وروية
Khuluq, Perangai ialah suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkan pikiran-pikiran
Ahmad Amin, dalam bukunya Al-Akhlaq, mengatakan :
الخلق عادة الإرادة
Dalam pengertian yang terakhir ini perlu dijelaskan apa yang
dimaksud dengan adah dan apa yang dimaksud dengan ‘iradah. Yang
dimaksud dengan kata ‘adah adalah bahwa perbuatan itu selalu diulang-ulang
sedang mengerjakannya dengan syarat :
Pertama : ada kecendrungan hati kepadanya.
Kedua : ada pengulangan yang cukup banyak, sehingga mudah
mengerjakannya tanpa memerlukan pikiran lagi.
Yang dimaksud dengan iradah, adalah menangnya keinginan
manusia setelah dia bimbang. Proses terjadinya iradah itu adalah sebagai
berikut :
8 Ahmad Amin, Kitab al-Akhlak, Dar al-Kutub al-Misriyah, Cairo, t.t, hal. 15.
9 Al-Ghazali, Ihya-u ‘Ulumiddin, III, hal. 52.
26
Pertama : timbul keinginan-keinginan setelah ada stimulan-stimulan
melalui indra-indranya.
Kedua : timbul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara
keinginan-keinginan yang banyak itu, padahal harus
memilih hanya satu saja diantara yang banyak itu; dengan
lain perkataan, mana yang harus didahulukan, karena tidak
mungkin mengerjakan semua keinginan dalam satu waktu
yang sama.
Ketiga : mengambil keputusan, menentukan keinginan yang dipilih
diantara keinginan yang banyak itu.
1. Pengertian Ilmu Akhlak
Ilmu akhlak atau yang disebut Ethics, ada beberapa definisi yang
diberikan oleh para ahli ilmu akhlak, antara lain sebagai berikut “
a. Menurut ensyklopedia Britannica : 11 Ethics is the systimatic study of
the nature of value conceps, “good”, “bad’, “ought”, “right”,
“wrong”, etc. And of the general principles which justify us in
applying them to anything; also called “ moral philosophy”.
Artinya : Ilmu akhlak ialah studi yang sistimatik tentang tabiat dari
pengertian-pengertian nilai “baik”, “buruk”, “seharusnya”, “benar”,
“salah”, dan sebagainya dan tentang prinsip-prinsip yang umum
11 Al-Ghazali, Ihya-u Ulumuddin, III, hal. 52.
27
yang membenarkan kita dalam mempergunakannya terhadap
sesuatu; ini disebut juga “filsafat moral”.
b. Ahmad Amin dalam kitabnya AL-Akhlaq, memberi pengertian
sebagai berikut : 12
علم يوضح معني الخير والشر ويبين معاملة الناس بعضهم بعضا
ويشرح الغاية التي ينبغي أن يقصد ها ما في أعمالهم ويبين السبيل لعمل
ما ينبغي
c. H.M. Rasyidi, pada kuliah Ilmu Akhlak di PTAIN tahun 1955
mengatakan :
“Ilmu akhlak ialah suatu pengetahuan yang membicarakan tentang
kebiasaan-kebiaaan pada manusia, yakni budi pekerti dan prinsipprinsip
yang mereka gunakan sebagai kebiasaan”.13
Jadi menurut definisi tersebut ilmu akhlak mengandung halhal:
1) Menjelaskan pengertian “baik” dan “buruk”.
2) Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seseorang atau
sebagian manusia terhadap sebagian yang lainnya.
3) Menjelaskan tujuan yang sepatutnya dicapai oleh manusia
dengan perbuatan-perbuatan manusia itu.
4) Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat.
12 Ahmad Amin, AL-Akhlaq
13 Kuliah Prof DR. H.M. Rasyidi pada PTAIN 1955 di Jakarta.
28
d. Menurut Al-Ustadz Jaad Al-Maula 14
1) Ilmu akhlak ialah ilmu yang menyelidiki perjalanan hidup
manusia di muka bumi ini dan mempergunakannya sebagai
norma atau ukuran untuk mempertimbangkan perbuatan,
perkataan dan hal ihwal manusia dalam hidup mereka dan
menjelaskan bagi mereka, bagaimana wajib mereka hidup,
bukan bagaimana mereka hidup.
2) Ilmu akhlak ialah ilmu yang menyelidiki aturan-aturan yang
menguasai perbuatan manusia dan menyelidiki tujuan aturanaturan
yang menguasai perbuatan manusia dan menyelidiki
tujuan yang terakhir bagi manusia.
C. Bimbingan Islam Dalam Pembinaan Akhlak
1. Tugas Nabi Muhammad SAW Sebagai Rasul
Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan tugas antara lain
sebagai berikut :
a. Menerangkan Allah yang sebenarnya, menerangkan sifat-sifatNya
dan segela yang berkaitan dengan itu.
b. Menerangkan kebesaran Allah, ketinggian kadarNya, kekuatan
qudrat Nya, melakukan kehendakNya, mempunyai iradah Nya dan
tasharruf yang mutlak.
c. Menerangkan bagaimana caranya manusia memuliakan,
membesarkan Allah dengan mengadakan beberapa cara ibadah,
14 Al-Jaad Al-Maula
29
mencegah mereka mengerjakan pekerjaan yang keji, menyatakan
pahala dan dosa.
Firman Allah :
􀁠􀀚􀂡􀂆􀁀􀃟􀀠􀁠􀁚􀃜􀁳􀂈􀀉 􀀄􀀇􀂔􀀵􀂴􀀌
􀀆􀁁􀁰􀁯􀂵􀂖􀂆􀀓 􀂮􀁋􀀏􀂇􀂍􀃞􀀝􀀇􀀇􀂴􀀒
􀃚􀁇􀂵􀁐􀀥 􀁉􀂴􀀌􀂋􀂈 􀀗 􀀆􀁃􀁯􀁥􀂯􀁭􀂍􀀵􀂋􀂈
⌦􀁯􀁥􀂯􀁭􀂍􀀵 􀀇􀂇􀁒􀁰􀂵􀃟 􀁹⌧􀁠􀁡 􀁸􀂊􀂴􀀌 􀀡􀂇􀂅􀀥􀃏􀀉
􀁠
d. Mengatur yang perlu untuk memelihara penghidupan manusia
seperti urusan mu’amalah, munakahat, hukum jinayat dan sebaginya
untuk menegakkan keadilan.
e. Menyatakan segala jalan yang dapat memperbaiki urusan hidup,
menyuruh mereka beramal usaha, mencegah mereka bersifat malas.
Sabda Nabi SAW :
إعمل لدنياك آأنك تعيش ابدا واعمل لأخرتك آأنك تموت غدا
Menyuruh manusia berakhlaq baik, beradab sempurna dan diantara
perangai-perangai itu ada yang yang kembali faedahnya kepada pribadi
sendiri, seperti berlaku benar, memelihara lidah, tiada berdusta, tiada
melihat barang yang haram, dan ada yang bermanfaat bagi umum, seperti
bermurah tangan, memberi pertolongan, memberi makan fakir miskin
dan lain sebagainya.
2. Syari’at Islam dan akhlak
30
Nabi Muhammad SAW di utus menjadi Rasul dengan maksud
utama untuk membina dan menyempurnakan akhlaq, sebagaimana
dinyatakan dalam hadits :
انما بعثت لآتمم مكا رم الآخلا ق
Tugas Nabi yang digariskan dalam sejarah hidupnya cukup
menarik simpati manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran
Risalahnya. Karena Risalah yang diajarkan Nabi memberikan informasi
tentang faktor-faktor keutamaan akhlaq, lengkap dengan menjelaskan
aspek-aspeknya.
Karena pentingnya kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia
ini, maka misi (risalah) Rasulullah SAW itu sendiri keseluruhannya
adalah untuk memperbaiki akhlak yang mulia sebagaimana sabdanya :
انما بعثت لأتمم مكا رم الأخلاق
Agama, menurut para ahli teologi (mutakallimin), didefinisikan dengan :
وضع إلهي سا ئق لذوى العقول بإختيارهم إياه الي الصلاح في الحا ل
والفلاح في المال
Orang-orang Orientalis mengambil alih arti ini dan menambah
penjelasan di akhir definisi tersebut, dengan : Devine institution, which guides
rational being, by their choosing it, of belief and actions ajaran ketuhanan
yang membimbing makhluk yang berakal, karena mereka sendiri mencarinya
untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yang meliputi baik keimanan
maupun amal saleh.
31
Di dalam hidupnya, manusia selalu mencari kebahagiaan (happiness)
dan seterusnya secara instink mencari kebahagiaan yang menyeluruh,
kebaikan yang tertinggi, universal happiness, yang dalam ilmu etika disebut
Summun Bonum (Al-Khair al Kully). Tidak ada seorang manusia pun, selagi
masih sehat akalnya, yang ingin celaka atau melarat atau gagal dalam
hidupnya. Setiap manusia bahkan setiap sesuatu mempunyai tujuan yang
ingin dicapainya.
􀂋􀂉􀃎􀁋 􀃔􀂇􀁠􀁎􀃚􀁆􀂳􀂈 􀀜􀁌􀀣􀃊􀀖􀂵􀀜􀂋􀂈
􀀋 􀀇􀂇􀁒􀁰􀂵􀁑􀀜􀂋􀂉􀃉􀀥
􀀋􀀆􀂉􀃆􀀌􀂴􀀚􀂍􀀩􀃙􀁚􀀇􀀇􀂌􀃟
􀀗 􀂵􀀱􀂠􀂋􀁰􀃜􀁯􀁠􀁤􀃞􀀜􀀇􀀆
Dan tujuan setiap sesuatu itu adalah kebaikan yang tertinggi karena itu
Allah memerintahkan untuk berlomba-lomba mencapai kebaikan.
Untuk mencapai kebahagiaan itu setiap manusia mencari jalan menuju
ke tempat tujuan itu, yaitu kebahagiaan dengan segala daya upaya dan sarana
yang ada pada masing-masing manusia, yang telah dianugerahkan oleh Allah
Yang Maha Rahman lagi Rahim. Daya dan sarana yang dipunyai manusia,
yang digunakan sebagai senjata untuk mencapai tujuan ini dalam ilmu Agama
disebut Hidayat.
Tuhan Maha Rahman lagi Rahim, telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya, apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk
yang lain.
32
􀀻􀁴􀂴􀀸 􀁡􀁇􀂡􀁖􀁻􀀶􀀰􀁓􀀇􀀆 􀀇􀂋􀁁􀃞􀀌􀂄􀀠􀁠􀁕 􀃚􀁫􀂌􀀌􀂌􀀜
􀀘􀀲􀁥􀂮􀂉􀃞􀀌􀂌􀀢 􀂭􀁇􀁖􀁻􀃚􀂁􀂈􀀉
Kebaikan bentuk manusia dan kemuliannya yang diberikan Tuhan
adalah karena manusia telah diberi hidayah-hidayah sebagai senjata hidup
yang lebih lengkap daripada yang diberikan kepada makhluk-makhluk yang
lainnya selain manusia.
Adapun hidayah-hidayah itu adalah :
1. Instink (Hidayah ghariziyah)
Di samping jasmani dengan segala alatnya yang serba indah manusia
diberi instink, suatu kepandaian yang dipunyai makhluk Tuhan tanpa
belajar, termasuk manusia dan binatang yang diberi instink (naluri =
gharizah). Dengan instink inilah pertama kali makhluk bernyawa
memakai senjata hidupnya.
2. Pancaindera (Hidayah Hawasiyah)
Untuk melengkapi senjata instink, manusia dan juga binatang dilengkapi
Pancaindera. Apabila makhluk bernyawa hidup hanya dengan alat
instink dan pancaindera saja, mereka akan hidup dalam keadaan statis.
Instinknya tidak dikembangkan dan pancainderanya sering tidak cocok
dengan keadaan yang sebenarnya. Seperti bulan tanggal 14 kelihatan
indah sekali, sehngga orang cantik diumpamakan bulan purnama.
Padahal keadaan yang sebenarnya berlubang-lubang dan kering tak
terdapat kehidupan, karena tak berair. Makhluk hidup yang statis ini
disebut binatang.
33
3. Akal (Hidayah Aqliyah)
Kalau untuk binatang diberikan hidayah instink dan pancaindera saja,
maka bagi manusia diberi hidayah lain untuk membetulkan pancaindera
dan mendidik serta mengembangkan instink yaitu diberinya hidayah
Akal. Dengan akal (budi) manusia berkebudayaan dan mengembangkan
kepandaian dengan belajar sehingga dengan akal inilah manusia berbeda
dengan binatang. Seandainya manusia tidak berakal, samalah hidupnya
dengan binatang. Bila manusia tidak mempergunakan akal-nya, pastilah
kehidupannya menyamai hidup binatang. (Maha besar nikmat Allah bagi
manusia).
4. Agama (Hidayah Diniyah)
Dengan akalnya manusia berudaya, dengan akalnya manusia mencari
jalan kebahagiaan, baik dalam bidang material dengan usaha materialnya,
maupun dalam bidang spiritual untuk kerohaniannya, dengan usaha
spiritualnya. Namun akal manusia terbatas, kemampuan otak manusia
ada batasnya banyak kejadian-kejadian di luar kemampuan akal manusia.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pembinaan Akhlak
Berhasil tidaknya pembinaan akhlak yang dilakukan, ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Namun faktor intregraternya
terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa antara lain,
sebagai berikut :
34
1. Faktor guru
Tugas dari pendidik atau guru adalah sebagai media agar anak
didik mencapai tujuan yang dirumuskan. Tanpa pendidik, tujuan
pendidikan manapun yang dirumuskan tidak akan tercapai, oleh sebab itu
sangat diperlukan guru yang profesional karena guru yang profesional
tentu akan lebih mampu dan lebih menguasai teori pelajaran yang akan
diberikan dan tentu lebih berhasil pula sebagai guru untuk membina dan
mengembangkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, guru bukan orang
biasa, tetapi harus memiliki kemampuan serta keahlian khusus yang tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang. Abu Ahmad mengemukakan,
bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru adalah :
a. Ijazah
b. Umur
c. Kesehatan
d. Budi pekerti
e. Surat pengangkatan
Disamping itu, pengalaman mengajar yang baik turut membantu
terhadap kemampuan mengajar. Bagi seorang guru, pengalaman
merupakan suatu hal yang sangat berharga, sebab pengalaman yang
ditemukan pada waktu mengajar lebih terkesan daripada hanya
mempelajari teori. Dengan pengalaman tersebut, seorang guru dapat
melihat hal yang terbaik sehingga pengalaman itu semakin meningkatkan
kualitas peran dalam usaha membina anak didik.
35
Hal lain yang perlu diperhatikan guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan adalah kedisiplinan, karena tidak ada suatu usaha yang
dilakukan secara sempurna dan memperoleh hasil yang memuaskan
dengan apa yang diharapkan tanpa ada kedisiplinan.
2. Faktor siswa
Siswa adalah orang yang belajar dan menerima bimbingan dari
guru dalam kegiatan pendidikan. Antara guru dan siswa merupakan dua
faktor yang tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri, dimana
guru sebagai pemberi pelajaran dan siswa menerima pelajaran. Kedua
tentunya aktif, bukan guru saja tetapi siswa dalam menerima pelajaran
harus dengan perhatian dan minat yang besar. Oleh sebab itu, anak didik
harus diperhatikan dalam kegiatan pendidikan karena anak didik
merupakan objek pendidikan yang menjadi inti dari pendidikan.
Secara teori, peserta didik bisa berkembang secara optimal dalam
arti mampu berkembang secara kreatif.
Pada pokoknya akhlak itu terbagi 2 bagian yaitu akhlak baik dan
buruk.
Akhlak baik disebut akhlakul karimah (mahmudah) atau terpuji,dan
akhlak buruk disebut akhlak mazmumah (tercela).
1. Akhlakul Karimah (Mahmudah)
Baik buruknya akhlak seseorang menjadi salah satu syarat sempurna
atau tidaknya keimanan orang tersebut.
36
Seseorang yang dikatakan sempurna imannya kalau sudah berakhlak
baik dan sekaligus martabat dan kehormatan manusia akan dapat
ditegakkan.
Adapun yang tergolong akhlakul karimah di antaranya yaitu: cinta
kepada Allah, taqwa kepada Allah, mengharapkan kehadiran Allah,
ridho atas qadha dan qadar, tawakal kepada Allah, syukur kepada
Allah, takut kepada Allah, bukan berarti menjauhi Allah, tetapi
sebaliknya sekuat tenaga untuk selalu berusaha di dekat-Nya.
Dengan cara menjauhi segala apa yang dilarang dan mengerjakan apa
yang diperintahkan Allah.
2. Akhlak Mazmumah (tercela)
Akhlak semacam ini dapat merusak keimanan seseorang, sehingga
martabat dan kehormatan manusia menjadi jatuh dan selama
hidupnya tidak akan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun yang tergolong akhlak mazmumah di antaranya yaitu:
bohong, takabur, dendam, kufur, munafik, syirik, malas, dan pemutus
silaturahmi.
Akhlak baik akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang
lain, sedangkan akhlak buruk akan merugikan dirinya sendiri dan
orang lain pula.

Setiap Kemenangan Butuh Keuletan Dan Kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran dan duduk santai minum kopi....… ayah anak“Ayah, ayah” kata sang anak…

 Miftakhuddin, MA (Guru MTsN Lamongan)
“Ada apa fit (fitri nama sang anak)?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…dan saaaaangat pegel...
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …
aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti orang lain, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…terseduh-seduh.....
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak suket (rumput), serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang  anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat ayah sandalku jadi kotor, kakiku luka karena rumput yang keras. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang… serta gubuk nan elok....
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik dan bijak, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, kemenangan tanpa membebani dan menyakiti orang lain. seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sandalmu, kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah.....nan elok.... seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar, aku akan tegar saat yang lain gembira dan senang menikmati hal yang tenggelam ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Semoga kisah nyata yang penuh ma'na ini dapat bermanfaat....
Teruslah menulis sahabat......... semoga bermanfaat.......

pentingnya manajemen kelas dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal

Miftakhuddin,MA (Guru MTsN Lamongan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sarana yang paling startegis dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu tenaga pendidik memiliki peranan penting dalam menghasilkan generasi pembaharu yang berkualitas dan memiliki keterampilan. Dalam hal ini, tenaga pendidik harus dapat menjalankan fungsinya secara maksimal, seperti terdapat pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 20 ayat (2) yang berbunyi :
Pendidikan dan tenaga pendidikan berkewajiban : (a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. (b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan terlaksananya fungsi tersebut sebagaimana dalam undang-undang akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membangitkan motivasi belajar siswa, hal ini juga berkaitan erat dengan gaya mengajar guru serta cara mengkoordinir kegiatan-kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam hal ini pengelolaan kelas yang efektif dan efisien sangat membantu siswa untuk mencapai tpengelolaan kelas yang efektif dan efisien sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.





B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang terdapat pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hakikat pengelolaan kelas?
2. Upaya-upaya apakah yang ditempuh dalam menciptakan manajemen kelas yang efektif dan efisien?
3. Bagaimanakah pentingnya manajemen kelas dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan hakikat manajemen kelas yang meliputi pengertian dan tujuan manajemen kelas.
2. Mengetahui upaya-upaya yang ditempuh dalam menciptakan manajemen kelas yang efektif dan efisien yang akan memungkikan siswa senang belajar di kelas.
3. Menggambarkan pentingnya manajemen kelas dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal sehingga benar-benar harus diperhatikan oleh tenaga pendidik.






BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Kelas
1. Pengertian
Manajemen kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu memanajemeni kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapat tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 196) adalah “pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan”.
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 196) adalah “suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru”. Sedangkan menurut Maman Rachman (1998 : 11), pengertian umum dari suatu kelas, yaitu “sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama”.
2. Tujuan
Kegiatan manajemen kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, berarti manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya.
Tujuan manajemen kelas menurut Oemar Hamalik (Usman Alwi, 1990 : 49) :
Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan berkerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.

Suharsimi Arikunto (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 200) berpendapat bahwa “Tujuan Pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.
Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib apabila :
1. Setiap anak aktif bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu bahwa ada tugas yang harus dikerjakan atau tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
B. Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Menciptakan Manajem Kelas yang Efektif dan Efisien
Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik.
Dalam setiap proses pengajaran kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang merugikan (usaha pencegahan), dan kembali kepada kondisi optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku peserta didik di dalam kelas (usaha kreatif).
Ahmad Rohani (2004 : 122) mengemukakan bahwa :
Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila : pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat menrusak iklim belajar mengajar. Ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula dan kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.


1. Sifat dan Situasi Belajar Mengajar
a. Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar penting terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik dimaksud akan meliputi hal-hal di bawah ini :
1) Rungan tempat berlangsung proses belajar mengajar.
2) Pengaturan tempat duduk.
3) Ventilasi dan pengaturan cahaya.
4) Pengaturan alat-alat pengajaran.
b. Kondisi Sosial Emosianal
Suasana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan peserta didik merupakan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran, yang meliputi tipe kepemimpinan, sikap guru, dan suara guru.
c. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik di tingka kelas maupun di tingka sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolan kelas yang meliputi :
1) Penggantian pelajaran
2) Guru yang berhalangan hadir
3) Masalah antar peserta didik
4) Upacara bendera
5) Kegiatan lainnya.
2. Masalah Manajemen Kelas
Manajemen kelas bukanlah hal yang mudah dan ringan. Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru mengelolah kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah prestasi belajar siswa rendah. Tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, manajemen kelas merupakan kompetensi guru yang sangat tinggi dikuasai oleh guru dalam rangka keberhasilan proses belajar mengajar.
Menurut Made Pidarta (Syaiful Bahri Djamarah, 2002) mengemukakan bahwa masalah-masalah pengelolan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah :
a. Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok, dan pertentangan jenis kelamin.
b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, mislanya, ribut, bercakp-cakap, pergi ke sana ke mari, dan sebagainya.
c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya, ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh dan sebagainya.
d. Kelas mentoleransi kekeliruan teman-temannya, ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang kelliru.
e. Mudah bereaksi negatif/terganggu, misalnya bila di datangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah.
f. Moral rendah, permusuhan, agresif. Misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang dan sebagainya.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi yang baru dan sebagainya.
Doyle (Syaiful Bahri djamarah, 2002) memandang variabel masalah pengelolan kelas dari sudut lain. Pendapatnya terungkap dari lima kategori masalah, yaitu:
a. Berdimensi banyak(multidimensionality)
Guru dituntut untuk melaksanakan berbagai tugas yang meliputi tugas akademik yaitu persiapan mengajar lengkap dengan alat sera menyampaikan pelajaran dan mengevaluasi dan tugas administrasi yang meliputi pekerjaan mengabsen, mencatat data siswa, menyusun jadwal, dan mencatat hasil-hasil pengajaran.
b. Serentak (simultancity)
Berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama di kelas. Pekerjaan yang satu harus dikerjakan, tetapi pekerjaan yang lain tidak dapat ditunda. Seperti selama dilaksanakan diskusi, guru tidak hanya harus mendengarkan dan membantu mengarahkan pikiran siswa, tetapi juga memantau siswa yang kurang aktif dan efektif melibatkan diri dalam kegiatan, dan mencari strategi agar diskusi dapat berjalan dengan baik.
c. Segera (immediacy)
Proses integrasi guru dengan siswa terjadi timbal balik begitu cepat, sehingga menuntut guru dapat segera bertindak melalui proses berfikir : menerima rangsangan dari luar, berfikir, memutuskan dan melaksanakan tindakan. Untuk sesegera mungkin mengantisipasi permaslahan di atas itulah terkadang menjadi masalah bagi guru.
d. Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.
Doyle mengatakan bahwa iklim yang terjadi di kelas bukan semata-semata merupakan hasil upaya guru. Banyak faktor yang mempengarruhi terjadinya iklim di kelas, dan beberapa di antaranya datang dengan tiba-tiba. Seperti cecak yang jauh, sehingga mengagetkan siswa yang mengakibatkan suasana kelas menjadi gaduh.
e. Sejarah (history)
Emmer, Everston dan Anderson (1980) mengemukakan bahwa peristiwa yang terjadi pada waktu awal-awal sekolah akan banyak berpengaruh pada manajemen kelas pada tingkat-tingkat berikutnya.
3. Bebagai Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena manajemen kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara Individual.
Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya kerja sama di antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Karena itu terdapat beberapa interkasi di antara guru dan murid, dan murid dengan murid. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung kepada pendekatan yang guru lakukan dalam rangka manajemen kelas. Berbagai pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan kekuasaan
Manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk menaatinya. Di dalamnya da kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2. Pendekatan ancaman
Dari pendekatan ancaman atau antimidasi ini, manajemen kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik dengan cara memberikan ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindirin dan paksaan.
3. Pendekatan kebebasan
Manajemen kelas diartikan sebagai proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan dan di mana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan resep
Di lakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.


5. Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6. Pendekatan perubahan tingkah laku
Manajemen kelas diartikan sebagai suatu prose untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah untuk mengembangkan ingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
7. Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial
Menurut pendekatan ini, manajemen kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan yang baik antara guru dan anak didik, atau antara anak didik pribadi itu dan peranannya.
8. Pendekatan proses kelompok
Manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai salah satu sistem sosial, di mana proses kelompok yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif.
9. Pendekatan elektis dan pluralistik
Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali/guru kelas dalam memiih berbagai pendekatan tersebut di atas berdasarkan situasi yang dihadapinya. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu rumpun kegiatan guru untuk menciptkan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
C. Pentingnya Manajemen Kelas Dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran Secara Optimal
Kelas merupakan tempat belajar bagi siswa dan tempat mereka bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual, maupun emosional. Oleh karena ini, kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan tempat belajar yang menyenangkan, di mana komponen-komponen pengajaran yakni murid dan guru terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang akan menciptakan suatu proses interaksi yang edukatif. Sudirman N, dkk (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 198) mengemukakan bahwa :
Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Sudirman N di atas bahwa manajemen kelas merupakan upaya dalam menggunakan potensi kelas. Dalam hal ini termasuk penataan ruang dan perabot kelas dan juga pemberdayaan sarana dan alat peraga serta pengaturan waktu sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapat secara optimal.
Jadi manajemen kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru secara sengaja dan dilakukan secara berkesinambungan dengan tujuan membuat anak didik merasa betah di dalam kelas dengan adanya suasana yang menyenangkan atau kondusif demi tercapainya tujuan pengajaran.
Sugito (2003:70) mengemukakan bahwa “manajemen kelas yang efektif dan efisien itu akan mewujudkan proses pembelajaran yang efektif pula yang ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara efektif”. Maksud pernyataan tersebut dengan bahwa pembelajaran bukan sekedar memorasi, bukan pula sekedar penekanan dada penugasan pengetahuan tentang apa yang diajarkan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan siswa. Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis pada siswa. Bahkan pembelajaran efektif juga lebih menekankan pada bagaimana agar siswa mampu belajar cara belajar (learning to learn). Melalui kreatifitas guru dalam mengelola kelas, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan (joyfull learning) dan tentu saja akan membangkitkan motivasi belajar siswa yang memusatkan pada kebutuhan aktualisasi diri mencapai prestasi dengan sendirinya, perwujudan pembelajaran efektif dalam memberikan kecakapan hidup (life skill) kepada siswa.
Berdasarkan keterangan di atas jelaslah bahwa manajemen kelas sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. Berhasilnya pencapaian tujuan pembelajaran tersebut sangatlah ditentukan oleh manajemen kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran yang bertujuan menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam menciptakan manajemen kelas yang efektif dan efisien yakni mengetahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar, mengetahui masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul serta dapat merusak iklim belajar mengajar, dan dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas serta diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.
Manajemen kelas sangat penting dalam meningkatkan mutu belajar anak di Sekolah Dasar, di mana dengan pengelolaan kelas yang efektif dan efisien akan mewujudkan proses pembelajaran yang efektif pula yang akan melatih dan menanamkan sikap demokratis pada siswa dan menekankan pada bagaimana agar siswa mampu belajar cara belajar (learning to learn), disamping itu pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan (joyfull learning). Dengan demikian, adanya manajemen kelas yang baik sangat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.
B. Saran
Mengingat pentingnya manajemen kelas demi pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal, maka guru sebagai tenaga pendidik betul-betul harus melaksanakannya dengan baik, melalui berbagai pendekatan dalam manajemen kelas itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Usman. 1990. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. Ujung Pandang : Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakti. Jakarta : Rineka Cipta.
Rachman, Mamar. 1998. Manajemen Kelas. Semarang : Depdikbud.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugito. Oktober 2003. Penyelenggaraan School Reform dalam Konteks MPMBS di SMU. Gerbang hlm. 70.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Cemerlang.
Usman, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja.

Peranan administrasi pendidikan di sekolah dasar dalam meningkatkan mutu pendidikan

Oleh: Miftakhuddin, MA*(Guru MTsN Lamongan)
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Melihat dari gambaran di atas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan. Untuk membelajarkan peserta didik, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
sektor pendidikan di Indonesia mencuat kepermukaan tidak hanya dalam jalur pendidikan umum tapi semua jalur dan jenjang pendidikan. Bahkan upaya advokasi untuk jalur pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan tuntutan sosial equality sangat kuat yang tidak hanya disuarakan oleh departemen terkait sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tapi juga oleh para praktisi dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan sumber daya manusia, karena semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan merupakan unsur-unsur yang memberikan konstribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara nasional. Dengan demikian kelemahan proses dan hasil pendidikan dari sebuah jalur pendidikan akan mempengaruhi indeks pendidikan secara keseluruhan.
Sejalan dengan itu peranan administrasi pendidikan sangatlah mempengaruhi khususnya terhadap pendidikan Indonesia sebagai usaha mencapai organisasi dengan memaksimalkan sumbangan anggota organisasi dalam usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama.
Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus mengenai “fungsi-fungsi administrasi pendidikan di sekolah dasar” yaitu pengertian administrasi, pentingnya administrasi pendidikan dan fungsi pokok administrasi pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
2.      Bagaimana Peranan administrasi pendidikan di sekolah dasar dalam meningkatkan mutu pendidikan?
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian administrasi pendidikan.
2.      Untuk mengetahui Peranan administrasi pendidikan di sekolah dasar dalam meningkatkan mutu pendidikan.
 BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikan meliputi kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan disuatu negara atau bahkan pendidikan pada umumnya. Atau suatu proses rangkaian pada sekelompok orang yang bekerja sama untuk mendayagunakan sumber-sumber daya, fasilitas, ide-ide, dan orang-orang yang tergabung dalam unit kerja (organisasi) pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan sebelumnya, sehingga lebih efektif dan efisien (Mulyadi, dkk 1987 : 3).
 Administrasi secara lughah berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari “ad” dan “manistro”. Administrasi berarti kepada dan manistro berarti melayani. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi merupakan pelayanan atau pengabdian kepada subjek tertentu. Administrasi pendidikan secara luas yaitu kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada tingkat sekolah, sebagai salah satu bentuk kerjasama dengan pendidikan (guru, murid, kepala sekolah, staf dan tata usaha) dan orang di luar sekolah yang ada kaitannya.
Administrasi pendidikan secara sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya kegiatan rutin catat mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspek serta mempersiapkan laporan.
sekolah dasar merupakan lembaga yang dalam kegiatan-kegiatannya secara langsung menangani subjek didik atau anak didik yang pada hakikatnya merupakan subjek yang dikenai sasaran tujuan pendidikan, maka titik berat pembicaraan tentang ruang lingkup administrasi pendidikan pada umumnya ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut sekolah dasar seperti kepemimpinan kepala sekolah, supervisi terhadap guru-guru, bimbingan terhadap siswa, dan sebagainya.
Administrasi pendidikan menurut Syarif (1976:7) merupakan segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan. Menurut Soepardi (1988:7) :

“administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses kegiatan kerjasama-kerjasama yang dilakukan oleh sekolompok atau lebih orang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Administrasi pendidikan merupakan suatu proses daur ulang penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha untuk mencapai tujuannya. Administrasi sekolah juga mencakup usaha untuk melakukan manajemen administrasi meliputi berbagai hal yaitu :
1.      Administrasi kurikulum
2.      Administrasi pegawai
3.      Administrasi perlengkapan
4.      Administrasi keuangan
5.      Administrasi kemuridan
Adapun Tujuan dari administrasi pendidikan adalah agar semua pekerjaan yang ada didalamnya dapat berjalan baik dengan mempergunakan segala fasilitas yang ada di dalamnya seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan pendidikan. Hal ini didukung dengan administrasi pendidikan yang dikemukakan oleh Syamsi yaitu tujuan administrasi pendidikan adalah agar segala pekerjaan atau kegiatan yang ada di dalam suatu usaha kerjasama itu bisa berjalan dengan baik, lancar, dan teratur mencapai tujuannya. Dengan kata lain tujuan administrasi pendidikan adalah untuk mendayagunakan segala tenaga, fasilitas dan dana secara efektif dan efisien.
Adapun tujuan dari administrasi pendidikan menurut Syasmi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.      Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
3.      Administrasi pendidikan dapat dilihat dari kerangka berpikir sistem.
4.      Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen.
5.      Administrasi pendidikan dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
6.      Administrasi pendidikan dapat dilihat dari dari proses pengambilan keputusan.
7.      Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.
8.      Administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan catat mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
B.       Peranan Administrasi Pendidikan di Sekolah Dasar Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita Indonesia. maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan umumnya dan sekolah khususnya mengalami perkembangan dan perubahan pula.
Adanya perubahan dalam tujuan pendidikan, mengubah pula scope atau luasnya tanggung jawab yang harus dipikul dan dilaksanakan oleh para pemimpin pendidikan. Hal ini mengubah pula bagaimana sifat-sifat kepemimpinan yang harus dijalankan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanggung jawab sekolah dan guru-guru makin banyak dan luas. Jika dahulu kepala sekolah telah dianggap baik dan cukup kalau sekolahnya dapat berjalan dengan teratur tanpa menghiraukan kepentingan dan hubungan dengan masyarakat sekitarnya, maka penilaian sekaran lebih dari itu.
Tugas kewajiban administrasi pendidikan di sekolah, di samping mengatur jalanya sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan sistem yang ada di masyarakat. Ia berkewajiban membangkitkan semangat staf guru-guru dan pegawai sekolah untuk bekerja lebih baik. Membangun dan memelihara kekeluargaan, kekompakan dan persatuan antara guru-guru, pegawai dan murid-muridnya. Semua ini merupakan tugas kepala sekolah. Tugas-tugas kepala sekolah seperti itu adalah bagian dari fungsi-fungsi supervisi (kepengawasan) yang menjadi kewajibannya sebagai pemimpin pendidikan.
1.      Pengelolaan Administrasi Kesiswaan
Administrasi kesiswaan adalah bagian dari administrasi pendidikan di sekolah yang menangani masalah-masalah kesiswaan yang berupa pengelolaan siswa atau data-data tentang siswa sejak masuk sampai siswa tersebut meninggalkan sekolah. Pengelolaan administrasi kesiswaan meliputi:
a.       Penerimaan siswa baru
b.      Pengisian data siswa
c.       Melakukan bimbingan kepada siswa
d.      Mengatur pembagian kelas
e.       Melakukan pencatatan kehadiran siswa
f.       Mencatat keterlambatan siswa
g.       Mengarahkan dan mengatur kegiatan organisasi siswa
h.      Mengerjakan buku mutasi siswa
i.        Membina usaha kesehatan sekolah
j.        Melaksanakan kegiatan pengelepasan siswa kelas
2.      Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian di sekolah merupakan penata usahaan pegawai dalam lingkungan sekolah. Tujuan adalah menggunakan tenaga kerja di sekolah agar berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk menciptakan dan memelihara dan mengembangkan suasana kerja yang menyenangkan.
Kegiatan pengadministrasian pegawai meliputi pengadaan, pembinaan, kenaikan pangkat sampai dengan pensiun.
1.        Pengadaan
Pada dasarnya pengadaan pegawai di sekolah dasar dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan yang selanjutnya diperbantukan kepada pemerintah daerah, kepala sekolah sebagai pengelola, mengusulkan kebutuhan pegawai dan menerima pegawai yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan yang dilanjutkan dengan Surat Keputusan penempatan oleh Pemda.
2.        Pembinaan Personil
Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, maka mereka harus mendapat perhatian dan bimbingan terutama terhadap masalah-masalah baru atau yang sukar mereka kerjakan. Peningkatan dan pengembangan dapat dilakukan dengan cara, misalnya :
a.       Melalui usaha sendiri dari guru bersangkutan dengan giat membaca buku, surat kabar, dan sebagainya.
b.      Melalui penataran.
c.       Melalui diskusi-diskusi bersama.
d.      Melalui seminar-seminar pendidikan.
3.        Kesejahteraan Guru
Untuk menjaga semangat dan efektifitas kerja, perlu ditumbuhkan dan dipelihara rasa aman dan puas dalam diri guru.
3.      pengelolaan Administrasi Program Pengajaran/Kurikulum
administrasi program pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan dibidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara berhasil guna dan berdaya guna.
1.      Kegiatan administrasi  program pengajaran, meliputi:
a.       Menyusun program tahunan dan semester termasuk pembagian tugas mengajar.
b.      Menyusun jadwal pelajaran.
c.       Mengatur pelaksanaan penyusunan persiapan mengajaran dan batas pengajaran.
d.      Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dan mengatur norma penilaian.
e.       Mengatur norma kenaikan kelas.

2.      Kegiatan harian, yang meliputi:
a.       Memeriksa daftar hadir guru dan penjaga sekolah.
b.      Memeriksa persiapan mengajaran dan batas pengajaran.
c.       Mengadakan pengawasan umun terhadap berlangsungnya pengajaran.
d.      Mengatasi masalah yang terjadi di sekolah selama 1 hari.
3.      Kegiatan mingguan, meliputi:
a.       Kegiatan pada hari senin adalah upacara bendera.
b.      Kegiatan pada hari sabtu adalah upacara penurunan bendera.
4.      Kegiatan semester, meliputi:
a.       Mempersiapkan ulangan harian dan ulangan umum.
b.      Pengisian rapor.
c.       Pembagian rapor.
5.      Kegiatan menjelang akhir tahun ajaran, meliputi:
a.       Menyelenggarakan UAN dan membuat laporan sesuai dengan petunjuk.
b.      Melaksanakan evaluasi belajar.
c.       Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun ajaran yang bersangkutan.
d.      Membuat laporan akhir tahun ajaran.
e.       Pembagian rapor.
f.       Kenaikan kelas.
g.      Kelulusan.
4.      Pengelolaan Administrasi Sarana dan Prasarana
Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar, perlu adanya langkah yang seragam dalam pengelolaan barang di sekolah dasar serta terlaksananya pengaturan pengadministrasian/pengelolaan barang di sekolah dasar, meliputi:
1.      Perencanaan kebutuhan barang
2.      Pengadaan barang
3.      Pemeliharaan barang
4.      Pengahapusan barang
5.      Pengelolaan Administrasi Keuangan
Fungsi kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan dalam administrasi keuangan harus ada pemisahan tugas antara tugas otorisator, ordonator dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan/pengeluaran anggaran.
Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritasi yang telah ditetapkan. Ordonator dibidang pengeluaran adalah pejabat yang diberi wewenang oleh otorisator untuk memeriksa/ menguji tagihan kepada negara kemudian memerintahkan pembayaran dan membebankan tagihan tersebut pada mata anggaran.
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban. Kepala sekolah berfungsi sebagai otorisator dan disamping itu dilimpahi pula fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran, sedang bendaharawan sekolah dilimpahi fungsi ordonotar yang hanya untuk menguji hak atas pembayaran.
6.      Pengelolaan Administrasi Tata Usaha
Administrasi tata usaha merupakan kegiatan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam sekolah untuk digunakan sebagai bahan keterangan bagi pimpinan. Administrasi tata usaha itu meliputi segenap kegiatan mulai dari pembuatan surat, pengelolaan, penataan sampai dengan penyimpanan semua surat atau bahan keterangan yang diperlukan oleh sekolah.
7.      Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang berada/berkedudukan di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Dengan demikian sekolah perlu menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat sekitar. Adapun jalinan sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan dalam kegiatan pentas seni, pameran dan kegiatan-kegiatan sekolah.
Dari beberapa tugas administrasi diatas adapun usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau sepervisor dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan mutu pendidikan disekolah terhadap  pengajaran guru-guru ialah :
-          Mengadakan evaluasi dengan jalan mengobservasi kegiatan-kegiatan mengajar pada guru, dan membuat catatan-catatan harian. Dari catatan-catatan itulah kepala sekolah atau supervisor selanjutnya memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan. Blangko catatan observasi yang memuat berbagai aspek yang perlu diamati dan dicatat hendaknya telah tersedia di sekolah.
-          Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan observation visit atau kunjungan observasi, yakni mengamati demonstrasi mengajar yang selalu dilakukan oleh guru yang telah berpengalaman, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi antara mereka.
-          Memberi bimbingan dalam membuat dan merencanakan pekerjaan mereka, seperti bimbingan dalam membuat persiapan mengajar, memilih bahan pelajaran, memilih metode mengajar yang sesuai, menentukan kesempatan-kesempatan apa yang diperlukan untuk mengadakan hubungan sekolah dan masyarakat atau orang tua murid, cara-cara menggunakan alat-alat peraga dalam mengajar, cara membuat dan menyusun tes atau soal-soal ulangan dalam rangka mengevaluasi hasil belajar murid-murid,dsb.

Pekerjaan sebagai guru (mengajar) bukan hanya sekedar bekerja untuk mencari nafkah. Mengajar dan mendidik adalah profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus serta bakat ataupun minat yang besar. Pekerjaan sebagai pendidik adalah juga tugas yang bersifat sosial dan amal. Tidak semua orang yang telah menyelesaikan pendidikannya disuatu lembaga pendidikan guru atau sekolah guru akan dengan sendirinya telah dapat dan suka serta mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaaannya sebagai guru.
Ada bermacam-macam kesempatan yang digunakan untuk mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti dalam :
a.       Mengembangkan filasafat pendidikan
Pendidikan ialah ilmu, seni, teknik, dan juga filsafat, semuanya menjadi satu. Filasafat pendidikan ialah penerapan filsafat pada penelitian masalah-masalah pendidikan.
Mengembangkan filsafat pendidikan berarti bahwa dalam setiap langkah kegiatan mendidik selalu berusaha hendak menjawab apakah yang sedang kita lakukan, bagaimana kita melakukannya, apa sebab kita melakukannya, an apakah kita melakukannya.
b.      Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
Biasanya penyusunan kurikulum serta perubahan dan penyesuaiannya dilakukan pada tingkat kanwil dengan bantuan para ahli dalam mata-mata pelajaran khusus. Keadaan yang demikian mengakibatkan banyak usaha perbaikan pengajaran yang hanya tinggal diatas kertas saja.
Hal yang demikian menimbulkan pengertian tentangk keharusan untuk mengikutsertakan guru-guru dalam usaha memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum.
c.       Merencanakan program supervisi dalam administrasi pendidikan
Dengan supervisi administrasi pendidikan dimaksudkan merupakan kegiatan-kegiatan administratif yang langsung ditujukan untuk memperbaiki situasi mengjar-belajar di dalam kelas. Tujuannya yang pokok ialah membantu para guru untuk tumbuh secara pribadi dan profesional, dan untuk belajar memecahkan sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi dalam tugasnya.


 BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Administrasi pendidikan merupakan suatu proses daur ulang penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha untuk mencapai tujuannya.
Tujuan dari administrasi pendidikan adalah agar semua pekerjaan yang ada didalamnya dapat berjalan baik dengan mempergunakan segala fasilitas yang ada di dalamnya seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan pendidikan.
Peranan administrasi pendidikan di sekolah dasar bukan hanya sekedar untuk mengatur input dan out put data saja. Mengajar dan mendidik adalah profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus serta bakat ataupun minat yang besar. Pekerjaan sebagai tenaga administrasi  adalah juga tugas yang bersifat sosial dan amal. Tidak semua orang yang telah menyelesaikan pendidikannya disuatu lembaga pendidikan guru atau sekolah guru akan dengan sendirinya telah dapat dan suka serta mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaaannya sebagai guru.


B.       Saran
Adapun yang dapat penulis sarankan adalah :
1.      Diharapkan kepada setiap kepala sekolah agar melaksanakan administrasi secara tertib dan terarah agar tujuan pengajaran dapat tercapai.
2.      Diharapkan kepada guru agar melaksanakan tugas administrasi secara optimal dalam situasi kebersamaan yang terorganisasi.
DAFTAR PUSTAKA
M. Sc, Sutisno Oteng. 2002. Administrasi Pendidikan (Guru dan Administrasi Sekolah). Bandung : Diktat Perkuliahan FKIP-UNPAD Bandung.
Purwanto Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rifai, Moh. 2003. Administrasi dan SUPERVISI Pendidikan. Bandung : Percetakan Sekar Djaja.
Sutarto, Drs. 1986. Dasar-Dasr Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : UGM.