a


322

Sabtu, 28 April 2012

PERANAN GURU UMUM DALAM PEMBINAAN AKHLAQ

Miftakhuddin, MA
A. Beberapa Pengertian Guru Dan Peranan
Menurut Amran peranan adalah “bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan”.1
Sedangkan menurut Wrightman sebagaimana yang dikutip oleh Ozer Usman
peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan
yang di lakukan dalam suatu situasi tertentu.2
Selanjutnya menurutnya lagi peranan guru adalah terciptanya
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu
situasi tertentu, serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
B. Peranan Guru Dalam Pembinaan Akhlak
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
yang terdapat dalam Bab I Pasal 1 bahwa :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai,
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah3.
1 Amran, Kamus Lengkap-Bahasa Indonesia, Chaniago, 1995, hal 449.
2 Wrightman, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 1995, hal 231
3 Tanpa Nama, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2003 , tentang Guru dan
Dosen, Citra Umbara, Bandung, 2006. hal 2
11
Menurut Keputusan Men. Pan No. 26/Menpan/1989, Pasal 1 ayat 1,
Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung
jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di
sekolah.
Dan menurut Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 Jabatan guru
adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri4.
Istilah lain guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu
berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah
di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri
sendiri5.
Jadi menurutnya guru adalah pendidik yang mempunyai tugas
mengoraganisir pelaksanaan interaksi belajar-mengajar di suatu kelas atau
pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Guru adalah pendidik berarti orang dewasa, melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik karena jabatannya. Guru mendidik anak bertujuan
4Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, Ardadizya Jaya, Jakarta, 2000,
hal 204.
5 Jamaluddin, Noor Popoy, Ilmu Pendidikan, Bagian Proyek Peningkatan Mutu PGAN,
DEPAG, 1978, hal 1.
12
mendewasakan anak6. Dewasa yang dimaksud di sini adalah dewasa secara
rohani dan jasmani (perkembangan dan perutumbuhan).
Kedewasaan jasmani / fisik sangat tergantung pada ukuran tempat
tinggalnya. Pada umumnya masalah seorang dewasa apabila telah akil baligh
atau telah sampai umur, sekitar 17-20 tahun. Batas ini secara pengertian
biologi adalah saat orang telah mencapai kematangan jasmaniah untuk
membangun rumah tangga.
Kedewasaan rohani atau psikis, apabila seseorang itu mampu
melakukan sesuatu pemecahan tentang masalah sosial. Kedewasaan dalam hal
ini banyak ragam seperti berikut ini.
1. Dewasa sosial : dimana seseorang sanggup memahami tugas-tugas
kemasyarakatan yang dibebankan kepadanya, artinya ia telah
mempertimbangkan berat ringan tugas kemasyarakatan.
2. Dewasa moril : dimana seseorang telah sanggup mengadakan pilihan
mengenai apa yang disebut baik dan buruk, dan mampu mengadakan
pertimbangan dan pilihan tentang yang mana lebih baik daripada kedua
tindakan yang sama-sama mengandung kebaikan.
3. Dewasa religius, maksudnya orang tersebut memiliki kemampuan untuk
memilih dan mempertimbangkan dengan tepat ajaran agama yang mana ia
harus yakini.
Dari uraian di atas ada beberapa kriteria dan syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang guru atau pendidik, menurut Undang-Undang Pendidik
6 Ibid, hal 2
13
No. 12 Tahun 1954 / No. 4 tentang dasar-dasar pendidikan syarat utama untuk
menjadi guru selain ijazah dan syarat-syarat mengenai kesehatan jasmani dan
rohani.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru atau
pendidik yaitu :
a. Berijazah sekolah guru
b. Sehat Jasmani dan rohani.
c. Bertaqwa kepada Allah
d. Berbudi luhur dan bertanggung jawab.7
Peranan guru dalam kehidupan sebuah bangsa sangat strategis. Guru
dapat menjadi penyuluh bangsa ketika sedang dicoba oleh krisis zaman. Guru
memang piawai melakukan usaha pembebasan dalam berbagai level, mulai
dari pembebasan belenggu pemikiran jumud sampai pembebasan dari rezim
menindas bangsanya sendiri.
Disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabbiy, mudarris, dan
mu’addib.
a. Ustadz
Kata ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang professor.
Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen
terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya. Seorang
dikatakan profesional,
7 Nashir, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, Kalam Mulia, Jakarta, 1992, hal 112.
14
b. Mu'allim
Kata mu’alim berasal dari kata dasar `ilm yang berarti menangkap
hakikat sesuatu. Dalam setiap 'ilm terkanduag dimensi teoretis dan
dimensi amaliah (al-Asfahani, 1972). Ini mengandung makna bahwa
seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu
pengetahuan yang diajarkannya, serta menjelaskan dimensi teoretis dan
praktisnya, dan berusaha membangkitkan peserta didik untuk mengamalkannya.
Allah mengutusnya rasul-Nya antara lain agar beliau
mengajarkan (ta'lim) kandung al-kitab dan al-hikmah, yakni kebijakan dan
kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat dan menampik
madharat (Shihab, 2000). Ini mengandung makna bahwa seorang guru
dituntut untuk mampu mengajarkan kandungan ilmu pengetahuan dan alhikmah
atau kebajikan dan kemahiran melaksanakan ilmu pengetahuan itu
dalam kehidupannya yang bisa mendatangkan manfaat dan berusaha
semaksimal mungkin untuk menjauhi madharat.
c. Murabbiy
Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai
Rabb al-'alamin dan Rabb al-nas, yakni yang menciptakan, mengajar dan
memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-
Nya diberi tugas untuk menumbuhkembangkan kreativitasnya agar
mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dilihat dari
pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan dan menyiapkan
peserta didik agar mampu berkreasi. sekaligus mengatur dan memelihara
15
hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya,
masyarakat dan alam sekitarnya. Di dalam khazanah pemikiran Islam
terdapat konsep Tauhid Rubuhiyah, yang bertolak dari pandangan dasar
bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam
seisinya. Alam ini diserahkan oleh Allah kepada manusia (sebagai
khalifah) untuk diolah, sehingga manusia dituntut untuk mampu menggali
dan menemukan ayat-ayat-Nya (tanda-tanda keagungan dan kebesaran-
Nya) di alam semesta ini yang serba seimbang, teratur dan terpelihara
dengan baik. Jika konsep tauhid ini dijadikan landasan dalam aktivitas
pendidikan Islam.
d. Mursyid
Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah
(Tasawuf). Imam Syafi’i pernah meminta nasehat kepada kepada gurunya
(Imam Waki’) sebagai berikut : “Syakatu ila Wak’in su’a hifzi,
waarsyadaniy ila tarki al-ma’ashi faakhbarani bianna al-ilma nurun, wa
nurullahi la yudha li al-ashi”.
e. Mudarris
Kata mudarris berasal dari akar kata darasa-yadrusu-darsan wa
durusan wa dirasatan; yang berarti: terhapus, hilang bekasnya,
menghapus, menjadikan usang, melatih. mempelajari (Al-Munjid. 1986).
Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha
16
mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau
memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka
sesuai dengan bakat. minat dan kemampuannya. Pengetahuan dan
keterampilan seseorang akan cepat usang selaras dengan percepatan
kemajuan iptek dan perkembangan zaman. Sehingga guru dituntut untuk
memiliki kepekaan intelektual dan infomasi, serta memperbaharui
pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan, agar tetap up to date dan
tidak cepat usang.
f. Mu’addib
Sedangkan mu’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral,
etika dan adab (AI-Munjid, 1980) atau kemajuan (kecerdasan.
kehudayaan) lahir dan batin. Kata peradaban (Indonesi) juga berasal dari
kata dasar adab, sehingga guru adalah orang yang beradab sekaligus
memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization)
yang berkuaiitas di masa deparn.
Dari hasil telaah terhadap istilah-istilah guru dalam literatur
kependidikan Islam ditemukan bahwa guru adalah orang yang memiliki
fungsi dan karakteristik serta tugas-tugas yang beragam.
Dilihat dari keenam karakteristik tersebut, maka karakteristik
pertama mendasari karakteristik-karakteristik lainnya Dalam konteks
pendidikan nasional, tugas pokok guru yang profesional adalah mendidik,
mengajar dan melatih. yang ketiga-tiganya diwujudkan dalam kesatuan
17
kegiatan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan Islam, karakteristik
ustadz selalu tercermin dalam segala aktivitasnya sebagai murabbiy.
mu'allim, mursyid. mudarris dan mu 'addib.
Keenam tuntutan dan harapan masyarakat dari guru banyak
persamaannya, maka ciri-ciri kepribadian guru juga banyak menunjukkan
persamaan. Menurut Waini Rasyidin (1990) pada umumnya terdapat ciriciri
yang berikut pada guru :
1. Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel. Ia cenderung
mempunyai pendirian yang tegas dan mempertahankannya. Ia kurang
terbuka bagi pendirian lain yang berbeda. Karena sifat ini ia sulit
melihat kebenaran pendapat orang lain atau cara orang lain
memecahkan suatu masalah. Guru tidak suka diberi pertanyaan oleh
murid, apalagi menerima jawaban yang berbeda dengan guru.
2. Guru pandai menahan diri. Ia hati-hati dan tidak segera menceburkan
diri dalam pergaulan dengan orang lain. Karena itu ia tidak dapat
memberikan partisipasi penuh dalam kegiatan sosial.
3. Guru cenderung untuk menjauhkan karena hambatan batin untuk
bergaul secara intim dengan orang lain. Orang lain juga sukar untuk
mengadakan hubungan akrab dengan guru
4. Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya
pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya. Baginya
guru orang terhormat dan karena itu harus berkelakuan sesuai dengan
kedudukan itu.
18
5. Guru cenderung untuk bersikap otoriter dan ingin "menggurui" dalam
diskusi. Sebagai orang yang serba tahu dalam kelas ia akan
memperlihatkan sikap yang sama di luar kelas.
6. Guru cenderung bersifat konservatif baik dalam pendiriannya maupun
dalam hal-hal lahiriah seperti mengenai pakaian. Sebagai guru ia
bertugas untuk menyampaikan kebudayaan nenek moyang kepada
generasi muda dan dengan demikian turut mempertahankan dan
mengawetkan kebudayaan
7. Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk
menjadi guru. Seorang memasuki lembaga pendidikan guru, sering
karena pilihan lain tertutup.
8. Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk
mencapai kemajuan.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga
jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih
dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling
mudah terkena pencemaran.
19
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada
siswa.
Tugas dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga
ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya
dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru
dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah
ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para
siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
Pelajaran tidak dapat diserap sehingga setiap lapisan masyarakat dapat
mengerti bila menghadapi guru.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas didalam masyarakat, bahkan
guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran
yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan
keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin
20
digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu,
terlebih-lebih pada era kontemporer ini.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu
bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih lagi keberlangsungan hidup
bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan tekhnologi yang
kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung
memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar
dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan pungsinya, semakin terjamin
tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia
pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan
tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika
kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru ditengah-tengah
masyarakat.
1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
a. Guru sebagai demosntrator
b. Guru sebagai pengelola kelas
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator
d. Guru sebagai evaluator
2. Peran guru dalam pengadministrasian
a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan
pendidikan.
b. Wakil masyarakat
21
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran
d. Penegak disiplin
e. Pelaksana administrasi pendidikan
f. Pemimpin generasi muda
g. Penerjemah kepada masyarakat
3. Peran guru secara pribadi
a. Petugas sosial
b. Pelajar dan ilmuan
c. Orang tua
d. Pencari teladan
e. Pencari keamanan
4. Peran guru secara psikologis
a. Ahli psikologi pendidikan
b. Seniman dalam hubungan antar manusia
c. Pembentuk kelompok
d. Catalitic agent
e. Petugas kesehatan mental
Menurut Amran Pembinaan adalah Proses atau sistem cara membina, jadi
pembinaan akhlak adalah menuntun anak didik agar berakhlak yang baik
dalam segala tindakan dalam mencapai tujuan.
Proses interaksi dalam usaha pembinaan akhlak pada anak sebagai inti
dari kegiatan pembinaan akhlak. Proses interaksi merupakan suatu upaya
22
untuk mencapai tujuan. Tujuan pembinaan akhlak tidak akan tercapai bila
proses interaksi belajar mengajar tidak terlaksana dengan baik.
Guru da siswa adalah dua unsur yang terlibat langsung dalam proses itu,
oleh sebab itu disinilah peranan guru diperlukan dalam menciptakan interaksi
belajar mengajar yang kondusif.
Sebelum penulis mengemukakan tujuan dan pentingnya pembinaan
akhlak, penulis akan memaparkan tentang tujuan pendidikan nasional.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengajaran
adalah untuk memberikan bimbingan dan pertolongan secara sadar kepada
anak didik agar dapat memiliki pengetahuan dan kecakapan, keterampilan
yang benar-benar dikuasai dan dapat dipergunakan baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Mengenai tujuan pembinaan akhlak menurut M. Juhri dalam bukunya
Aqidah Akhlak, dinyatakan bahwa tujuan pembinaan akhlak secara khusus
meliputi :
1. Melahirkan perbuatan yang mulia dan sempurna dalam :
a. Hubungan dan ibadah kepada Allah
b. Hubungan dengan sesama manusia
23
c. Hubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk Allah
yang lain
2. Terhindar dari perbuatan hina dan tercela dalam hubungan kepada Allah,
Rasul, sesama manusia, binatang, tumbuhan dan makhluk Allah yang
lain.
3. Melahirkan perbuatan yang serasi antara kata-kata dan tindakan, antara
teori dan praktek.
4. Melahirkan perbuatan yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi
kebutuhan duniawi dan ukhrawi, lahir maupun batin dan jasmani maupun
rohani.
5. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak dan kewajiban dan tetap
terjaga martabatnya secara terhormat di dunia dan akhirat.
Jadi tujuan pentingnya pembinaan akhlak adalah untuk membentuk
pribadi muslim yang berbudi pekerti mulia, bertingkah laku sopan,
berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai ajaran Islam.
Pada dasarnya, kalau dilihat dari tujuan dan pentingnya pembinaan
akhlak secara garis besar dapat dikatakan bahwa peranan guru umum sangat
besar untuk memberikan ilmu pengetahuan, membina dan mengembangkan
anak didik agar berudi pekerti yang baik dalam segala segi kehidupan.
Dengan demikian akan membentuk tingkah laku dan moral siswa yang
memiliki budi pekerti untuk dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga bangsa Indonesia pada nantinya akan memiliki generasi muda yang
24
mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa untuk menjawab segala
tantangan di masa yang akan datang.
1. Pengertian Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkataan akhlak (bahasa
Arab) adalah bentuk dari kata Khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjib
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.5 Di dalam
Da’iratul Ma’arif dikatakan :
الأخلاق هي صفات الإنسان الأدبية
Dari pengertian di atas dapatlah diketahui bahwa akhlak ialah sifatsifat
yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya yang
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela
sesuai dengan pembinaannya.6
Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
kehendak.7 Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu
maka kebiasaan itu disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu
biasanya memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan.
Di dalam Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah
budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan
5 Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid,al-Maktabah al-Katulikiyah, Beirut, t.t., hal. 194.
6 Abd. Hamid Yunus, Da’irah al-Ma’arif, II Asy Sya’b, Cairo, t.t, hal. 436.
7 Drs. Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, CV. Rajawali. Jakarta. 1992. hal. 1.
25
baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
Khaliknya dan terhadap sesama manusia.8
Sedang Al-Ghazali dalam bukunya Ihya-u ‘Ulumiddin. 9
فا لخلق عبا ر ة عن هيئة فى النفس راسخة عن تصذر الافعال بسهو لة
ويسر من غيرحاجة الي فكر وروية
Khuluq, Perangai ialah suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkan pikiran-pikiran
Ahmad Amin, dalam bukunya Al-Akhlaq, mengatakan :
الخلق عادة الإرادة
Dalam pengertian yang terakhir ini perlu dijelaskan apa yang
dimaksud dengan adah dan apa yang dimaksud dengan ‘iradah. Yang
dimaksud dengan kata ‘adah adalah bahwa perbuatan itu selalu diulang-ulang
sedang mengerjakannya dengan syarat :
Pertama : ada kecendrungan hati kepadanya.
Kedua : ada pengulangan yang cukup banyak, sehingga mudah
mengerjakannya tanpa memerlukan pikiran lagi.
Yang dimaksud dengan iradah, adalah menangnya keinginan
manusia setelah dia bimbang. Proses terjadinya iradah itu adalah sebagai
berikut :
8 Ahmad Amin, Kitab al-Akhlak, Dar al-Kutub al-Misriyah, Cairo, t.t, hal. 15.
9 Al-Ghazali, Ihya-u ‘Ulumiddin, III, hal. 52.
26
Pertama : timbul keinginan-keinginan setelah ada stimulan-stimulan
melalui indra-indranya.
Kedua : timbul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara
keinginan-keinginan yang banyak itu, padahal harus
memilih hanya satu saja diantara yang banyak itu; dengan
lain perkataan, mana yang harus didahulukan, karena tidak
mungkin mengerjakan semua keinginan dalam satu waktu
yang sama.
Ketiga : mengambil keputusan, menentukan keinginan yang dipilih
diantara keinginan yang banyak itu.
1. Pengertian Ilmu Akhlak
Ilmu akhlak atau yang disebut Ethics, ada beberapa definisi yang
diberikan oleh para ahli ilmu akhlak, antara lain sebagai berikut “
a. Menurut ensyklopedia Britannica : 11 Ethics is the systimatic study of
the nature of value conceps, “good”, “bad’, “ought”, “right”,
“wrong”, etc. And of the general principles which justify us in
applying them to anything; also called “ moral philosophy”.
Artinya : Ilmu akhlak ialah studi yang sistimatik tentang tabiat dari
pengertian-pengertian nilai “baik”, “buruk”, “seharusnya”, “benar”,
“salah”, dan sebagainya dan tentang prinsip-prinsip yang umum
11 Al-Ghazali, Ihya-u Ulumuddin, III, hal. 52.
27
yang membenarkan kita dalam mempergunakannya terhadap
sesuatu; ini disebut juga “filsafat moral”.
b. Ahmad Amin dalam kitabnya AL-Akhlaq, memberi pengertian
sebagai berikut : 12
علم يوضح معني الخير والشر ويبين معاملة الناس بعضهم بعضا
ويشرح الغاية التي ينبغي أن يقصد ها ما في أعمالهم ويبين السبيل لعمل
ما ينبغي
c. H.M. Rasyidi, pada kuliah Ilmu Akhlak di PTAIN tahun 1955
mengatakan :
“Ilmu akhlak ialah suatu pengetahuan yang membicarakan tentang
kebiasaan-kebiaaan pada manusia, yakni budi pekerti dan prinsipprinsip
yang mereka gunakan sebagai kebiasaan”.13
Jadi menurut definisi tersebut ilmu akhlak mengandung halhal:
1) Menjelaskan pengertian “baik” dan “buruk”.
2) Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seseorang atau
sebagian manusia terhadap sebagian yang lainnya.
3) Menjelaskan tujuan yang sepatutnya dicapai oleh manusia
dengan perbuatan-perbuatan manusia itu.
4) Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat.
12 Ahmad Amin, AL-Akhlaq
13 Kuliah Prof DR. H.M. Rasyidi pada PTAIN 1955 di Jakarta.
28
d. Menurut Al-Ustadz Jaad Al-Maula 14
1) Ilmu akhlak ialah ilmu yang menyelidiki perjalanan hidup
manusia di muka bumi ini dan mempergunakannya sebagai
norma atau ukuran untuk mempertimbangkan perbuatan,
perkataan dan hal ihwal manusia dalam hidup mereka dan
menjelaskan bagi mereka, bagaimana wajib mereka hidup,
bukan bagaimana mereka hidup.
2) Ilmu akhlak ialah ilmu yang menyelidiki aturan-aturan yang
menguasai perbuatan manusia dan menyelidiki tujuan aturanaturan
yang menguasai perbuatan manusia dan menyelidiki
tujuan yang terakhir bagi manusia.
C. Bimbingan Islam Dalam Pembinaan Akhlak
1. Tugas Nabi Muhammad SAW Sebagai Rasul
Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan tugas antara lain
sebagai berikut :
a. Menerangkan Allah yang sebenarnya, menerangkan sifat-sifatNya
dan segela yang berkaitan dengan itu.
b. Menerangkan kebesaran Allah, ketinggian kadarNya, kekuatan
qudrat Nya, melakukan kehendakNya, mempunyai iradah Nya dan
tasharruf yang mutlak.
c. Menerangkan bagaimana caranya manusia memuliakan,
membesarkan Allah dengan mengadakan beberapa cara ibadah,
14 Al-Jaad Al-Maula
29
mencegah mereka mengerjakan pekerjaan yang keji, menyatakan
pahala dan dosa.
Firman Allah :
􀁠􀀚􀂡􀂆􀁀􀃟􀀠􀁠􀁚􀃜􀁳􀂈􀀉 􀀄􀀇􀂔􀀵􀂴􀀌
􀀆􀁁􀁰􀁯􀂵􀂖􀂆􀀓 􀂮􀁋􀀏􀂇􀂍􀃞􀀝􀀇􀀇􀂴􀀒
􀃚􀁇􀂵􀁐􀀥 􀁉􀂴􀀌􀂋􀂈 􀀗 􀀆􀁃􀁯􀁥􀂯􀁭􀂍􀀵􀂋􀂈
⌦􀁯􀁥􀂯􀁭􀂍􀀵 􀀇􀂇􀁒􀁰􀂵􀃟 􀁹⌧􀁠􀁡 􀁸􀂊􀂴􀀌 􀀡􀂇􀂅􀀥􀃏􀀉
􀁠
d. Mengatur yang perlu untuk memelihara penghidupan manusia
seperti urusan mu’amalah, munakahat, hukum jinayat dan sebaginya
untuk menegakkan keadilan.
e. Menyatakan segala jalan yang dapat memperbaiki urusan hidup,
menyuruh mereka beramal usaha, mencegah mereka bersifat malas.
Sabda Nabi SAW :
إعمل لدنياك آأنك تعيش ابدا واعمل لأخرتك آأنك تموت غدا
Menyuruh manusia berakhlaq baik, beradab sempurna dan diantara
perangai-perangai itu ada yang yang kembali faedahnya kepada pribadi
sendiri, seperti berlaku benar, memelihara lidah, tiada berdusta, tiada
melihat barang yang haram, dan ada yang bermanfaat bagi umum, seperti
bermurah tangan, memberi pertolongan, memberi makan fakir miskin
dan lain sebagainya.
2. Syari’at Islam dan akhlak
30
Nabi Muhammad SAW di utus menjadi Rasul dengan maksud
utama untuk membina dan menyempurnakan akhlaq, sebagaimana
dinyatakan dalam hadits :
انما بعثت لآتمم مكا رم الآخلا ق
Tugas Nabi yang digariskan dalam sejarah hidupnya cukup
menarik simpati manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran
Risalahnya. Karena Risalah yang diajarkan Nabi memberikan informasi
tentang faktor-faktor keutamaan akhlaq, lengkap dengan menjelaskan
aspek-aspeknya.
Karena pentingnya kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia
ini, maka misi (risalah) Rasulullah SAW itu sendiri keseluruhannya
adalah untuk memperbaiki akhlak yang mulia sebagaimana sabdanya :
انما بعثت لأتمم مكا رم الأخلاق
Agama, menurut para ahli teologi (mutakallimin), didefinisikan dengan :
وضع إلهي سا ئق لذوى العقول بإختيارهم إياه الي الصلاح في الحا ل
والفلاح في المال
Orang-orang Orientalis mengambil alih arti ini dan menambah
penjelasan di akhir definisi tersebut, dengan : Devine institution, which guides
rational being, by their choosing it, of belief and actions ajaran ketuhanan
yang membimbing makhluk yang berakal, karena mereka sendiri mencarinya
untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yang meliputi baik keimanan
maupun amal saleh.
31
Di dalam hidupnya, manusia selalu mencari kebahagiaan (happiness)
dan seterusnya secara instink mencari kebahagiaan yang menyeluruh,
kebaikan yang tertinggi, universal happiness, yang dalam ilmu etika disebut
Summun Bonum (Al-Khair al Kully). Tidak ada seorang manusia pun, selagi
masih sehat akalnya, yang ingin celaka atau melarat atau gagal dalam
hidupnya. Setiap manusia bahkan setiap sesuatu mempunyai tujuan yang
ingin dicapainya.
􀂋􀂉􀃎􀁋 􀃔􀂇􀁠􀁎􀃚􀁆􀂳􀂈 􀀜􀁌􀀣􀃊􀀖􀂵􀀜􀂋􀂈
􀀋 􀀇􀂇􀁒􀁰􀂵􀁑􀀜􀂋􀂉􀃉􀀥
􀀋􀀆􀂉􀃆􀀌􀂴􀀚􀂍􀀩􀃙􀁚􀀇􀀇􀂌􀃟
􀀗 􀂵􀀱􀂠􀂋􀁰􀃜􀁯􀁠􀁤􀃞􀀜􀀇􀀆
Dan tujuan setiap sesuatu itu adalah kebaikan yang tertinggi karena itu
Allah memerintahkan untuk berlomba-lomba mencapai kebaikan.
Untuk mencapai kebahagiaan itu setiap manusia mencari jalan menuju
ke tempat tujuan itu, yaitu kebahagiaan dengan segala daya upaya dan sarana
yang ada pada masing-masing manusia, yang telah dianugerahkan oleh Allah
Yang Maha Rahman lagi Rahim. Daya dan sarana yang dipunyai manusia,
yang digunakan sebagai senjata untuk mencapai tujuan ini dalam ilmu Agama
disebut Hidayat.
Tuhan Maha Rahman lagi Rahim, telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya, apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk
yang lain.
32
􀀻􀁴􀂴􀀸 􀁡􀁇􀂡􀁖􀁻􀀶􀀰􀁓􀀇􀀆 􀀇􀂋􀁁􀃞􀀌􀂄􀀠􀁠􀁕 􀃚􀁫􀂌􀀌􀂌􀀜
􀀘􀀲􀁥􀂮􀂉􀃞􀀌􀂌􀀢 􀂭􀁇􀁖􀁻􀃚􀂁􀂈􀀉
Kebaikan bentuk manusia dan kemuliannya yang diberikan Tuhan
adalah karena manusia telah diberi hidayah-hidayah sebagai senjata hidup
yang lebih lengkap daripada yang diberikan kepada makhluk-makhluk yang
lainnya selain manusia.
Adapun hidayah-hidayah itu adalah :
1. Instink (Hidayah ghariziyah)
Di samping jasmani dengan segala alatnya yang serba indah manusia
diberi instink, suatu kepandaian yang dipunyai makhluk Tuhan tanpa
belajar, termasuk manusia dan binatang yang diberi instink (naluri =
gharizah). Dengan instink inilah pertama kali makhluk bernyawa
memakai senjata hidupnya.
2. Pancaindera (Hidayah Hawasiyah)
Untuk melengkapi senjata instink, manusia dan juga binatang dilengkapi
Pancaindera. Apabila makhluk bernyawa hidup hanya dengan alat
instink dan pancaindera saja, mereka akan hidup dalam keadaan statis.
Instinknya tidak dikembangkan dan pancainderanya sering tidak cocok
dengan keadaan yang sebenarnya. Seperti bulan tanggal 14 kelihatan
indah sekali, sehngga orang cantik diumpamakan bulan purnama.
Padahal keadaan yang sebenarnya berlubang-lubang dan kering tak
terdapat kehidupan, karena tak berair. Makhluk hidup yang statis ini
disebut binatang.
33
3. Akal (Hidayah Aqliyah)
Kalau untuk binatang diberikan hidayah instink dan pancaindera saja,
maka bagi manusia diberi hidayah lain untuk membetulkan pancaindera
dan mendidik serta mengembangkan instink yaitu diberinya hidayah
Akal. Dengan akal (budi) manusia berkebudayaan dan mengembangkan
kepandaian dengan belajar sehingga dengan akal inilah manusia berbeda
dengan binatang. Seandainya manusia tidak berakal, samalah hidupnya
dengan binatang. Bila manusia tidak mempergunakan akal-nya, pastilah
kehidupannya menyamai hidup binatang. (Maha besar nikmat Allah bagi
manusia).
4. Agama (Hidayah Diniyah)
Dengan akalnya manusia berudaya, dengan akalnya manusia mencari
jalan kebahagiaan, baik dalam bidang material dengan usaha materialnya,
maupun dalam bidang spiritual untuk kerohaniannya, dengan usaha
spiritualnya. Namun akal manusia terbatas, kemampuan otak manusia
ada batasnya banyak kejadian-kejadian di luar kemampuan akal manusia.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pembinaan Akhlak
Berhasil tidaknya pembinaan akhlak yang dilakukan, ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Namun faktor intregraternya
terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa antara lain,
sebagai berikut :
34
1. Faktor guru
Tugas dari pendidik atau guru adalah sebagai media agar anak
didik mencapai tujuan yang dirumuskan. Tanpa pendidik, tujuan
pendidikan manapun yang dirumuskan tidak akan tercapai, oleh sebab itu
sangat diperlukan guru yang profesional karena guru yang profesional
tentu akan lebih mampu dan lebih menguasai teori pelajaran yang akan
diberikan dan tentu lebih berhasil pula sebagai guru untuk membina dan
mengembangkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, guru bukan orang
biasa, tetapi harus memiliki kemampuan serta keahlian khusus yang tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang. Abu Ahmad mengemukakan,
bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru adalah :
a. Ijazah
b. Umur
c. Kesehatan
d. Budi pekerti
e. Surat pengangkatan
Disamping itu, pengalaman mengajar yang baik turut membantu
terhadap kemampuan mengajar. Bagi seorang guru, pengalaman
merupakan suatu hal yang sangat berharga, sebab pengalaman yang
ditemukan pada waktu mengajar lebih terkesan daripada hanya
mempelajari teori. Dengan pengalaman tersebut, seorang guru dapat
melihat hal yang terbaik sehingga pengalaman itu semakin meningkatkan
kualitas peran dalam usaha membina anak didik.
35
Hal lain yang perlu diperhatikan guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan adalah kedisiplinan, karena tidak ada suatu usaha yang
dilakukan secara sempurna dan memperoleh hasil yang memuaskan
dengan apa yang diharapkan tanpa ada kedisiplinan.
2. Faktor siswa
Siswa adalah orang yang belajar dan menerima bimbingan dari
guru dalam kegiatan pendidikan. Antara guru dan siswa merupakan dua
faktor yang tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri, dimana
guru sebagai pemberi pelajaran dan siswa menerima pelajaran. Kedua
tentunya aktif, bukan guru saja tetapi siswa dalam menerima pelajaran
harus dengan perhatian dan minat yang besar. Oleh sebab itu, anak didik
harus diperhatikan dalam kegiatan pendidikan karena anak didik
merupakan objek pendidikan yang menjadi inti dari pendidikan.
Secara teori, peserta didik bisa berkembang secara optimal dalam
arti mampu berkembang secara kreatif.
Pada pokoknya akhlak itu terbagi 2 bagian yaitu akhlak baik dan
buruk.
Akhlak baik disebut akhlakul karimah (mahmudah) atau terpuji,dan
akhlak buruk disebut akhlak mazmumah (tercela).
1. Akhlakul Karimah (Mahmudah)
Baik buruknya akhlak seseorang menjadi salah satu syarat sempurna
atau tidaknya keimanan orang tersebut.
36
Seseorang yang dikatakan sempurna imannya kalau sudah berakhlak
baik dan sekaligus martabat dan kehormatan manusia akan dapat
ditegakkan.
Adapun yang tergolong akhlakul karimah di antaranya yaitu: cinta
kepada Allah, taqwa kepada Allah, mengharapkan kehadiran Allah,
ridho atas qadha dan qadar, tawakal kepada Allah, syukur kepada
Allah, takut kepada Allah, bukan berarti menjauhi Allah, tetapi
sebaliknya sekuat tenaga untuk selalu berusaha di dekat-Nya.
Dengan cara menjauhi segala apa yang dilarang dan mengerjakan apa
yang diperintahkan Allah.
2. Akhlak Mazmumah (tercela)
Akhlak semacam ini dapat merusak keimanan seseorang, sehingga
martabat dan kehormatan manusia menjadi jatuh dan selama
hidupnya tidak akan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun yang tergolong akhlak mazmumah di antaranya yaitu:
bohong, takabur, dendam, kufur, munafik, syirik, malas, dan pemutus
silaturahmi.
Akhlak baik akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang
lain, sedangkan akhlak buruk akan merugikan dirinya sendiri dan
orang lain pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar